Panggilan hidup adalah suatu dorongan dari dalam diri manusia untuk
berkarya sesuai agenda Tuhan dengan menggunakan karya Tuhan yang ada dalam
diri.
Kita patut beryukur dan berbangga atas kehadiran Ibu Rosa de Bie dalam
hidup kita terkhusus dalam hidup saudara-saudari yang mengalami hidup dan
mendapatkan pelayanan dari padanya. Dengan kepercayaan dan keyakinan yang penuh
pada karya Tuhan dan penyelenggaraan Ilahi, Ibu Rosa meninggalkan keluarga,
komunitas lama untuk berkarya dan mengalami hidup baru di tempat perutusan yang
baru pula.
Para Suster dan Saudari penerus Ibu Rosa de Bie
Dalam hidup dan karya pelayanannya,Ibu Rosa de Bie memberikan teladan
yang harus kita usahakan dan perjuangkan sebagai penerusnya dalam hidup dan
panggilan kita.
Ada 2 nilai yang saya tampilkan dalam permenungan ini,yang juga
merupakan bagian dari spiritualitas dalam kongregasi yang boleh saya ambil
dalam buku peniten rekolectin yang sudah kita baca dan dengarkan selama pekan
doa untuk kita hidupi dan hayati dalam keseharian kita:
1.
Doa. Menjalin hubungan pribadi
dengan Tuhan dan yakin pada Penyelenggaraan Ilahi.
Hal ini menjadi modal utama
dan yang paling utama. Bagi Ibu Rosa de Bie, mengandalkan Tuhan tanpa membangun
suatu relasi yang intens dengan Tuhan adalah mustahil. Hal ini terlihat dari
perjuangan Ibu Rosa de Bie untuk memiliki sebuah kapel atau ruang doa di tempat
dimana Ia dan para suster tinggal.
Dalam situasi mengalami
kekurangan dan segala sarana yang dapat menunjang hidup religius, mereka tidak
mendapatkan perlakuan yang istimewa dan diangap sebagai karyawan biasa,
kesadaran akan hidup religius, Ibu Rosa de Bie dan para suster tidak pernah
luntur. Doa menjadi hidup dan dalam karya mereka. Ibu Rosa de Bie percaya dan
yakin bahwa Tuhan akan memampukan mereka untuk memberikan pelayanan tanpa harus
kuatir akan kelangsungan mereka sebagai biarawati. Mereka yakin dan percaya bahwa
segla sesuatu sudah diatur oleh Tuhan dan mereka hanya menjalankannya saja. Apa
yang mereka lakukan merupakan jawaban atas panggilan kerahiman Ilahi.
2.
Melayani dengan hati dan
tangan terbuka.
Tuntutan Yesus untuk
mengikutiNya dengan radikal bukan berarti tanpa pikir panjang, atau secara buta
dan bodoh, tetapi mengikutiNya secara total sampai ke akar. Mengikuti Yesus
tidak hanya menyangkut tuntutan lahiriah, melainkan haru sampai ke hati, ke
dasar kepribadian. Ikut Yesus berarti terlibat secara total.
Hal ini benar-benar dilakukan
oleh Sang Ibu, Ibu Rosa de Bie/ Ia menjalankan tugas perutusannya, senantiasa melakukannya
dengan semangat Fransiskan yang riang. Melayani saudara-saudari yang menderita
dengan hati dan tangan terbuka, setia, dan bakti. Sehingga tak diingkari bahwa
Ia adalah Sang pengering air mata bagi mereka yang menderita. Ini merupakan
salah satu penghayatan keradikalan panggilan Sang Ibu dalam mengikuti Yesus,
Sang junjungannya.
Para Suster dan saudari yang
mengasihi Tuhan,
Menjadi penerus Ibu Rosa de
Bie, kita pun diaak dan dituntut untuk meneladani apa yang telah dilakukan dan
diteladankan oleh Ibu Rosa de Bie. Mari kita berusaha dan berjuang dalam
panggilan untuk menjadikan Yesus sebagai andalan kita, menyerahkan seluruh
hidup dan karya kita pada Tuhan, percaya
pada penyelenggaraan Ilahi bahwa tanpa Tuhan, segala sesuatu yang kita lakukan
akan mustahil dan tak berarti apa-apa.
Menjadikan hidup kita sebagai
tempat pengungsian bagi yang menderita. Memberi dan melayani tanpa melihat
siapa dia, dan tidak memilih-milih.
Mari kita berusahauntuk saling
melayani, mengampuni, dan menyelamatkan.
Semoga kita mampu menampilkan
gaya hidup Kristus, Fransiskus Assisi, Ibu Rosa de Bie dalam gaya hidup kita. (Renungan Peringatan wafatnya Sang Pendiri - 31 Desember 2017)
Berkat Tuhan
menyertai hidup kita
Emilia_sfs
Rosa de Bie (Pendiri SFS) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar