St. Fransiskus Assisi ... doakanlah kami |
Dan meskipun ia sudah rapuh seluruhnya karena sakit berat yang berkepanjangan, namun ia melemparkan diri ke tanah sehingga tulang-tulangnya tertumbuk ke tanah karena jatuhnya keras. Dalam penyakit yang amat berat, yang mengunci penderitaannya, maka dalam kehangatan rohnya, ia merebahkan diri dengan telanjang melawan musuh yang telanjang juga. Sang Santo bersuka cita dan bergembira dengan riang hati, karena ia melihat bahwa ia memelihara kesetiaan hingga akhir kepada tuan putri kemiskinan. sungguh, pengikut Kristus yang paling sempurna, yang selama hidupnya mau menyerupai Kristus dan waktu mendekati ajalnya mau menyerupai Kristus. Dalam segala-galanya, ia mau menyerupai Kristus.
Upacara peralihan hidup Sang Santo yang biasa di sebut dengan Transitus diadakan di Kapel Biara Pusat Kongregasi SFS yang beralamatkan di Jalan Rumah Sakit 3 Sukabumi, yang dipimpin oleh Pater Martin Harun, OFM dan dihadiri oleh Para saudara/i OFS, Postulan, Novis, para Suster Komunitas St. Fransiskus (pusat), dan para suster komunitas St. Fransiskus Assisi Jalan Veteran/II yang kurang lebih berjumlah 60 orang.
Upacara Transitus ini berjalan dengan penuh hikmat. diadakan dialog yang dibawakan oleh 3 saudari muda tentang saat dimana peralihan hidup dari dunia ke surga st Fransiskus menjadi sebuah kegembiraan sejati yang luar biasa yang dialaminya dengan mengalami berbagai macam penyakit namun tak ada keluhan dari Sang Santo. Suka cita dan kegembiraan dalam menanti dan menghadapi saaudari maut selalu ada dalam dirinya. Ia sungguh menyerupai Kristus.
Saat-saat terakhir dalam hidupnya, Fransiskus tidak mengeluh dan menyatukan diri dalam dan dengan ibu pertiwi. kejadian yang nyata ini bukanlah kebetulan, tetapi mencirikan hidupnya bersama Kristus. Fransiskus melihat dirinya sebagai rasul, dan semakin mirip dengan Kristus. Nilai dasar adalah keserupaan dengan Kristus (melalui persaudaraan, cinta kasih, dll). Kita sebagai manusia Fransiskan perlu membuka diri bagi karya Kristus dalam diri kita yang hadir dalam sakramen ekaristi yang membekali kita meneladani Yesus dalam Fransiskus. Membiarkan diri disatukan Kristus melalui firrman Tuhan. Dengan demikian menjadi Fransiskan yang penuh kasih dan syukur. begitu bunyi ajakan renungan dari Pater Martin. semoga menjadi manusia Fransiskan yang mencintai dan mengasihi seluruh ciptaan seperti yang diteladankan oleh Sang Santo dan Pelindung. Semoga tidak mengeluh dalam menghadapi setiap tantangan hidup, setia, suka cita, dan gembira dalam setiap perkara, dan terus meneladani Sang Santo.
Upacara ini diakhiri dengan berkat khusus dan khas Fransiskan dari Pater.
Santap malam bersama menjadi penutup rangkain upacara ini.
Pace e Bene... Jadilah serupa dengan DIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar