Rabu, 21 Juni 2017

INDAHNYA DAMAI & BERSAUDARA


Hidup damai dan bersaudara itu indah, tidak ada saling mengkotak-kotakkan antara agama, suku budaya. Setiap manusia, bebas menjalankan kewajiban ibadah menurut keyakinan dan kepercayaannya, tanpa bebas dan ada larangan dari siapapun dan apapun. Berharap di Indonesia dapat terjadi hal ini, tetapi kenyataannya sekarang bangsa kita yang dahulunya damai, aman dan tentram, sehingga terkenal dengan keramahtamahannya, saat ini berubah menjadi buas dan ganas karena oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan agama. Ibarat kata, kalau tidak bermusuhan dengan orang, rasanya kurang nikmat.
Hal ini tidak menjadi keinginan dan perbuatan semua orang, tetapi ada orang-orang yang masih dan sangat peduli dengan kedamaian, persatuan dan penuh persaudaraan. Di semua daerah mengumandangkan persatuan, kesatuan dan perdamaian. Tak terkecuali di kota Sukabumi pun kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang mempunyai cita-cita Indonesia menuju persatuan dan kesatuan dalam memperjuangkan landasan dasar Negara Republik Indonesia (Pancasila, UUD 1945, NKRI & Bhineka Tunggal Ika). Kelompok atau organisasi itu antara lain Forum Kerja sama antar Umat Beragama (FKUB) mengadakan silaturahmi dengan para pemuka agama khususnya dengan gereja-gereja yang ada. Gereja Katolik pun mendapat giliran yang pertama dikunjungi pada tanggal 2 Mei 2017.
Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk lebih dekat dengan pengurus antar agama (dialog)  dan mendengarkan aspirasi mengenai kerukunan antar umat beragama.
Pertemuan diawali dengan perkenalan. Dimulai dari FKUB yang diketuai oleh Hj. Ade Mukhdiar (Islam-Muhamadiah), sedangkan wakilnya adalah Bpk Joko Prayitno (Katolik). Pengurus FKUB berjumlah 17 orang.
Ada juga perkenalan dari Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA). Forum mengajak dan mengundang para pemuda untuk bergabung dan berkumpul untuk menjalin persaudaraan demi membangun perdamain di negara khususnya di Sukabumi. Kegiatan yang mereka lakukan antara lain adalah mensosialisasikan dan mengampanyekan kerukunan, perdamaian dan kesatuan di sekolah-sekolah.
Dari gereja Katolik pun memperkenalkan diri. Yang dipandu oleh RD Yustinus Dwi Karyanto selaku kepala Pastor Paroki. Yang hadir adalah perwakilan dari Dewan paroki, Para Suster (2 SFS & 2 OSU).
Yang diharapkan adalah masing-masing saling mendukung satu sama lain, adanya penertiban dalam kegiatan keagamaan, tidak ada kampanye politik di dalam rumah ibadah, memelihara kerukunan antar umat beragama, melaksanakan dialog/ silaturahmi/ komunikasi, perekomendasian (pendirian rumah ibadat), diadakan pentas budaya, dan tanggap bencana.
Silaturahmi yang tujuannya hampir serupa dilakukan oleh Gereja Katolik lagi pada tanggal 13 Juni 2017 di Pesantren Miftah Afsuadah –Cisaat.  Yang hadir adalah Pastor Paroki, perwakilan dari Dewan Paroki, WKRI, OMK, SFS, & OSU. Tujuan dari kunjungan ini adalah Buka puasa bersama (bukber) dan meningkatkan tali persaudaraan.
Sambutan yang begitu hangat membuat para pengunjung begitu enjoy dan penuh persaudaraan yang tulus tanpa ada dugaan negatif. Tentunya awal silaturahmi ini dengan perkenalan yang dipandu oleh anak Ustad KH. Abdul Fauziah (Ketua) yang  merupakan anak dari Kiai Haji tersebut. Dilanjutkan lagi dari gereja Katolik yang dipandu oleh Bpk Soebandrio. Dari Banser oleh Wiwin Suhedan yang bertekad bersama para banser untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan di kota Sukabumi dan sekitarnya. Silaturahmi ini pun dihadiri oleh Rm Endro, Pr yang adalah Ketua Komisi Agama dan Kepercayaan Keuskupan Bogor. Dalam kata sambutannya Romo berharap agar selalu membina, menjaga kedamaian, persatuan, dan penuh persaudaraan. Akan banyak warna kalau itu dibina terus seperti pelangi.
Tiba waktunya buka puasa, maka dibuka dengan doa oleh KH Abdul Fauziah. Makan bersama dan senda gurua pun mewarnai pertemuan. Hanya memang tidak kelihatan kaum wanita dari saudara-saudara muslim yang memang sudah menjadi tradisi mereka untuk tidak bergabung. Namun ternyata harapan itu  terkabulkan ketika Ibu Kiki datang dan saling memberikan salam. Lalu Ibu Kiki mengajak kami untuk bertemu dengan para santriwati. Sebelumnya Ibu Kiki bertanya apakah para Ibu dan Suster bertemu dengan para Santriwati. Dengan semangat dan gembira, langsung mengiyakan. Namun Ibu Kiki pun masih melanjutkan bahwa tapi Santriwati takut bertemu dengan Suster karena belum pernah bertemu. Dengan semangat langsung menemui para Santriwati yang sudah duduk menunggu peserta kunjungan yang tentunya kaum hawa. Dengan senyuman yang ramah dan tulus langsung terlihat oleh Santriwati yang awalnya takut untuk bertemu. Sr Clementine mewakili rombongan memperkenalkan anggota rombongan yang ada. Beberapa pertanyaan kecil dari para Santriwati tentang kehidupan para suster. Pertemuan tersebut berakhir dengan salam-salaman, tukar nomor telepon dan tak ketinggalan selfi/foto. Sungguh terbekati dengan perjumpaan ini.
Semoga dengan adanya silaturahmi dan perjumpaan ini, semakin menambah daya dan semangat dalam membangun bangsa Indonesia khususnya di Sukabumi penuh damai dan bersaudara, sehingga bangsa yang dulu dikenal aman, tentram, dan ramah kembali kembali berkumandang.

“Perdamaian hanya bisa bertahan di mana hak asasi manusia dihormati, di mana orang-orang diberi makan, di mana individu dan bangsa hidup bebas. Kedamaian sejati pada diri sendiri dan dengan dunia di sekitar kita hanya dapat dicapai melalui pengembangan perdamaian mental”
(Dalai lama)








Salam Indonesia

          Emiliasfs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJUMPAAN YANG TAK DIINGINKAN

💘💕💗 Yang kutakutkan adalah berjumpa dan kemudian berpisah. Rasa-rasanya tak mampu untuk melepaskanmu dan berpisah denganmu. hari-hari pen...