Pagi ini hujan datang begitu deras, sehingga seringkali menjadi hambatan untuk melakukan banyak kegiatan. Sr. Merryana, biarawati yang begitu semangat dan memberi diri dengan sepenuh hati menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Situasi hujan pagi ini tidak sama seperti hujan-hujan sebelumnya, karena Corona Virus yang masih merajalela di dunia. Bigitu pulalah dengan situasi mengajar yang dialami oleh Sr. Merryana dan murid-muridnya. Memang semuanya terdampak oleh pandemi ini, dan selalu ada pengaruh baik dan buruknya. Namun bagaimana cara setiap orang dapat menjadikan pengalaman sulit ini menjadi berkat bagi diri sendiri dan sesama. Sistem belajar DARING ialah sarana yang dalam situasi ini begitu bermanfaat bagi Sr. Merryana dan para murid untuk bertemu dan melakukan proses belajar mengajar (PBM). Namun di tengah daerah yang masih terbilang minim fasilitas, mereka tidak mudah memperoleh jaringan internet, pun tidak semua murid mempunyai komputer. Belum lagi beberapa WARNET (warung internet) di sekitar daerah tersebut memilih untuk tutup karena peraturan daerah yang mewajibkan tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan HARUS ditutup. Hal-hal tersebut menyebab-kan Sr. Merryana mengalami kesulitan untuk tetap terhubung dengan para muridnya.
Tentu saja hal ini menjadi
hambatan besar bagi Sr. Merryana dan para murid. Tak jarang orangtua mengeluh
dengan kesulitan belajar secara daring, murid juga menjadi malas belajar, dan
Sr. Merryana sendiri merasa sedih karena kurang mampu memaknai dampak-dampak
dari pandemi ini. Namun ia tetap berjuang untuk berani memberi pengaruh positif
bagi orangtua dan para muridnya.
Sebuah pengalaman bermakna dalam
hidupnya di tengah pandemi ini, ketika ia merasa tidak ada cara lain untuk
mengajar dengan efektif dari rumah yang diakibatkan oleh sulitnya jaringan,
ekonomi keluarga yang minim, dan kemampuan yang terbatas untuk menggunakan
sarana tersebut, Sr. Merryana mengkomunikasikannya kepada saudari
sekomunitasnya dan Suster Pemimpin, dengan harapan adanya bantuan dan jalan
keluar yang berguna dengan situasi murid, keluarga, dan ia sendiri. Tidak jauh
dari harapan yang terungkap dari hati Sr. Merryana saudari-saudarinya begitu
optimis untuk memberi bantuan dengan memberikan sumbangan seperti alat
teknologi (HP dan Laptop), serta kuota internet yang sesuai dengan jaringan
setempat, dan yang paling berharga lagi, mereka membuat video tentang
“menggunakan alat teknologi dan aplikasi dengan benar dan bijak”, dengan
harapan orangtua dan murid dapat meng-gunakannya sebaik mungkin, untuk
kelancaran PBM. Betapa Sr. Merryana merasa sangat bersyukur atas kasih Tuhan
Yesus melalui persaudaraan komunitasnya, dan ke-pedulian mereka terhadap
orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar