Sabtu, 02 April 2022

SI PEJUANG DI TENGAH COVID – 19

    

   Pagi ini hujan datang begitu deras, sehingga seringkali menjadi hambatan untuk melakukan banyak kegiatan. Sr. Merryana, biarawati yang begitu semangat dan memberi diri dengan sepenuh hati menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.

        Situasi hujan pagi ini tidak sama seperti hujan-hujan sebelumnya, karena Corona Virus yang masih merajalela di dunia. Bigitu pulalah dengan situasi mengajar yang dialami oleh Sr. Merryana dan murid-muridnya. Memang semuanya terdampak oleh pandemi ini, dan selalu ada pengaruh baik dan buruknya. Namun bagaimana cara setiap orang dapat menjadikan pengalaman sulit ini menjadi berkat bagi diri sendiri dan sesama. Sistem belajar DARING ialah sarana yang dalam situasi ini begitu bermanfaat bagi Sr. Merryana dan para murid untuk bertemu dan melakukan proses belajar mengajar (PBM). Namun di tengah daerah yang masih terbilang minim fasilitas, mereka tidak mudah memperoleh jaringan internet, pun tidak semua murid mempunyai komputer. Belum lagi beberapa WARNET (warung internet) di sekitar daerah tersebut memilih untuk tutup karena peraturan daerah yang mewajibkan tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan HARUS ditutup. Hal-hal tersebut menyebab-kan Sr. Merryana mengalami kesulitan untuk tetap terhubung dengan para muridnya.

       Tentu saja hal ini menjadi hambatan besar bagi Sr. Merryana dan para murid. Tak jarang orangtua mengeluh dengan kesulitan belajar secara daring, murid juga menjadi malas belajar, dan Sr. Merryana sendiri merasa sedih karena kurang mampu memaknai dampak-dampak dari pandemi ini. Namun ia tetap berjuang untuk berani memberi pengaruh positif bagi orangtua dan para muridnya.

      Sebuah pengalaman bermakna dalam hidupnya di tengah pandemi ini, ketika ia merasa tidak ada cara lain untuk mengajar dengan efektif dari rumah yang diakibatkan oleh sulitnya jaringan, ekonomi keluarga yang minim, dan kemampuan yang terbatas untuk menggunakan sarana tersebut, Sr. Merryana mengkomunikasikannya kepada saudari sekomunitasnya dan Suster Pemimpin, dengan harapan adanya bantuan dan jalan keluar yang berguna dengan situasi murid, keluarga, dan ia sendiri. Tidak jauh dari harapan yang terungkap dari hati Sr. Merryana saudari-saudarinya begitu optimis untuk memberi bantuan dengan memberikan sumbangan seperti alat teknologi (HP dan Laptop), serta kuota internet yang sesuai dengan jaringan setempat, dan yang paling berharga lagi, mereka membuat video tentang “menggunakan alat teknologi dan aplikasi dengan benar dan bijak”, dengan harapan orangtua dan murid dapat meng-gunakannya sebaik mungkin, untuk kelancaran PBM. Betapa Sr. Merryana merasa sangat bersyukur atas kasih Tuhan Yesus melalui persaudaraan komunitasnya, dan ke-pedulian mereka terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan.

        Melalui pengalaman iman-nya itu Sr. Merryana menuliskan Doa Indah di buku hariannya. “Ya Tuhanku Yang Maha Baik, Engkau yang maha pengasih bagi semua makhluk ciptaanMu. Aku bersyukur atas kasih yang Kau anugerahkan bagiku dan terlebih atas rahmat panggilan persaudaraan yang penuh dengan keunikan. Tatkala aku mencari Engkau, di dalam komu-nitasku Engkau ada. Kucari Engkau dalam suka-duka hidupku, di situ pula Engkau hadir. Terima kasih Bapa, karena Engkau beri aku kesempatan untuk terus memberi diri bagi orang lain. Engkau pula yang mengajarkan aku betapa pentingnya komunikasi yang harmonis dalam hidup bersama. Semoga kehadiranku dan para saudariku dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang membutuhkan. Terima kasih Yesus. Terima kasih Roh Kudus, doakanlah aku ya Bunda Maria, Amin.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJUMPAAN YANG TAK DIINGINKAN

💘💕💗 Yang kutakutkan adalah berjumpa dan kemudian berpisah. Rasa-rasanya tak mampu untuk melepaskanmu dan berpisah denganmu. hari-hari pen...