Perbedaan hati yang tak mampu menguak misterimu
Melihat simphoni keabadian merasuk dalam kalbu
Berbeda dengan keiramaanmu menuju cinta yang terkalbu.
Takkan merasuk dalam badai kenistaan
Jalan tengah , jalan poros, jalan sentral
Tak kan mengatasi kehinaan pikiran yang dangkal bagi mereka
Tak kan mengatasi kehinaan pikiran yang dangkal bagi mereka
Bagai angin yang bertiup dan menghilang begitu sj.
Tak terlihat dan tak berbekas.
Tak terlihat dan tak berbekas.
Tak menyadari hati sll
mengusik akan kehampaan hati.
Andai saja ini semua menjadi nyata,
Apa jadinya keindahan yang tlah dirasuki dengan kegembiraan
Apa jadinya keindahan yang tlah dirasuki dengan kegembiraan
Namun yang ada hanya dibalutkan dengan fatamorgana
Ah, keabadian…
Ah, jalan yang memang tak bisa dan tak mampu untuk diterka.
Inikah hidup???
Inikah cinta ???
Inikah jalan yang harus dilalui tanpa aku, kamu dan kita ketahui.
Inikah cinta ???
Inikah jalan yang harus dilalui tanpa aku, kamu dan kita ketahui.
Aku tak tahu…
Kamu tak tahu…
Kita pun tak tahu…
Kamu tak tahu…
Kita pun tak tahu…
Berjalan satu arah…
Berjalan dua arah… Berjalan beberapa arah…
Berjalan dua arah… Berjalan beberapa arah…
Asal itu tak menjadi halangan
Untuk terus berguling
Seirama ombak yang menghempaskan gelombangnya.
Menerjang batu karang …
menerjang segumpal tanah yang keras…
Untuk terus berguling
Seirama ombak yang menghempaskan gelombangnya.
Menerjang batu karang …
menerjang segumpal tanah yang keras…
Mengerjar impian yang kata orang hanya sebuah
kehampaan…
Fatamorgana …
Fatamorgana …
Yang tak mungkin diraih…
Dengan suara simphoni keabadian,
Biarlah itu merasuk dalam aliran darah dalam nadi-nadi kehidupan…
Biarlah itu merasuk dalam aliran darah dalam nadi-nadi kehidupan…
Merasuk memenuhi membasahi kekeringan dan keretakan itu….
Simphoni itu menjadi keindahan yang tak kan pernah dibendung….
Dan kita akan berkata
Kita menang…Kita menang…
KITA MENANG ...
Kita menang…Kita menang…
KITA MENANG ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar