Jumat, 03 Juli 2015

TANCAPAN PAKU CINTA



Hati yang tak membuatku yakin ...
Cinta yang tak mampu kupahami
Cinta yang tak mampu kuterima
Ucap dan kata yang tak mampu kupercayai
Semua hampa belaka ... hampa tak berguna ... sama sekali ... 
        

Ketika engkau memberi itu semua padaku. Aku menganggap itu hanya  sebagai kewajibanmu sebagai seorang guru terlebih sebagai seorang biarawan.
aku pantas mendapatkan itu semua karena sudah menjadi milikmu untuk berbagi kepada sesama. Mewartakan kasih Tuhan sebagai kesaksianmu didalam hidupmu sebagai perpanjangan tangan Tuhan... namun ternyata bagimu lebih dari itu. Engkau ingin aku tidak menganggap itu sebagai kewajibanmu tapi sebagai perhatian yang luar biasa untukku. Hanya ada satu keinginanmu, ingin mengubahku.
“Rollys, besok ada waktu tidak ?” katamu suatu saat
“Ada apa Bruder ?” tanyaku
“Kamu mau bruder ajak ziarah ke Gua Maria Bitauni” jawabnya.
“Waduh...Bruder, saya minta maaf, saya tidak bisa ikut.ada acara Bruder”
“ayolah, Lis...ikutlah, bergabunglah bersama kami...”bujuk Bruder
“Aduh, Bruder...maaf seribu maaf, aku tidak bisa”
“Yeah,...”
“Maaf ya Bruder, suatu saat aku akan coba ikut.”

Ajakan yang kutolak hanya untuk membentengi kemalasanku untuk mengikuti acara yang demikian. Entah mengapa aku begitu cukup anti dengan hal – hal yang berbau rohani. Hati yang tak pernah yakin akan sesuatu yang akan menyelamatkanku suatu saat diakhiratku nanti. Pancaran rona keagamaan sirna begitu saja disetiap ajakan untuk mengikuti ataupun ikut ambil bagian dalam acara kerohanian. Ah...itulah keberadaanku saati itu. Cinta yang datang dari pihak lain tak kuhiraukan. Hanya satu pintaku, aku ingin bahagia sesukanya. Mungkin saat itu aku menamakan diri sebagai seorang atheis yang tidak meyakini bahwa Tuhan itu ada. Meski setiap minggu aku ke gereja.namun itu hanya sebuah kewajiban yang harus kujalani. Terkadang ada paksaan dari teman – teman untuk datang menghadiri misa atau kebaktian. Ataupun hanya ikut – ikuttan. Daripada tidak punya teman lebih baik ikut pergi bersama – sama mereka. Pikiran, keyakinan , dan perbuatanku saat itu hanya demi kesenanganku. Aku jalani dengan kebebasan yang penuh. Boleh dikatakan orang yang jatuh didepankupun tak kuhiraukan...
“Rollys, minggu depan kamu jadi Misdinar ya.”
“Aduh, Bruder...aku tidak mau.aku tidak bisa.bisa kacau misanya.”
“Pokoknya kamu harus mau.nanti akan diajari.”
“Aku tidak mau Bruder.”
“Kali ini kamu harus mau. harus...setiap kali Bruder ajak tidak pernah mau.ada apa sih?”jawab Bruder itu dengan suara agak keras.

“Hmmm...bagaimana ya?”
“Pokoknya ikut titik.”
Pernyataan yang agak keras itu membuatku terhentak. Bagai disambar petir di siang hari,Serasa benteng yang selama ini menjadi benteng dan tamengku, roboh. Hancur berantakan ...tiada bersisa. Bagai cermin atau kaca yang  hancur berantakan tanpa sisa ketika dilempar batu. Hatiku mulai terbuka ... terbuka tanpa sekat lagi.  Ah...Rollys...inikah dirimu ??? ah...aku tak tahu itu semua. Yang jelas...ada sesuatu hal baru yang mulai sadar akan perhatian, cinta, kasih, ucap kata yang selama ini Bruder berikan padaku. Beliau menginginkanku menjadi orang berguna, berarti untuk siapa saja yang dijumpai.namun terlebih untuk diri sendiri. Bagai anak yang hilang aku ditemukan kembali. Untuk kembali memintal benang indah, melukis kasih dalam replika hati, menancapkan paku cinta pada tempat dimana menabur benih. Menjadi misdinar atau pelayan imam di panti imam.

Bersama Bruder dan juga teman – teman yang lain, aku memulai itu semua. Aku jalankan itu semua. Kebahagian terpancar ketika aku mampu membuat orang bahagia dengan setiap pelayananku. Aku sungguh merasakan hidup ini penuh makna. Ada suatu rona kebahagiaan yang sungguh terpancar dari hati yang paling dalam. Aku bisa memahami bahwa aku seolah – olah jatuh cinta dengan pelayananku saat itu. Menjadi ratu untuk diriku yang hampir berantakan karena keinginanku yang hanya beralasan akan kebahagiaan sesaat. Bahwa tanpa Tuhan, aku bisa menjalani hidupku sendiri.
Dia sungguh mengubahku...kuyakini bahwa dialah utusan Tuhan. Menjadi Panjang tangan Tuhan menanggkapku agar tidak jatuh jauh dari Tuhan...
Hati Tuhan melalui hatinya membuatku yakin.
CintaNya yang luar biasa melalui cintanya  tiada hentinya memperhatikanku, membuatku percaya.
Ucap dan katanya membuatku sadar.
Engkau, Tuhan ... sungguh berarti dalam hidupku ...
Engkau, sungguh mengubah hidupku ...
Aku boleh berkata dengan lidah yang kelu, karena ku tak mampu untuk mengatakan ini semua.
Kujalani hidup bak matahari pagi yang memancarkan sinarnya,
memberi kehangatan pada ciptaan yang lain,
embun pagi yang segar membasahi rumput.
Kurasakan kemurnian yang mendalam, kelimpahan kasih Tuhan yang mengalir tiada hentinya.


 Therollyeszz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJUMPAAN YANG TAK DIINGINKAN

💘💕💗 Yang kutakutkan adalah berjumpa dan kemudian berpisah. Rasa-rasanya tak mampu untuk melepaskanmu dan berpisah denganmu. hari-hari pen...