Jumat, 03 Juli 2015

KADO VALENTINE'14



Bunyi alarm membangunkanku di pagi ini.bertepatan dengan tanggal 14 Februari yang dianggap hampi semua orang adalah hari kasih sayang. Pagi yang sunyi, sepi meski sesekali terdengar kicauan burung disebelah sana. Dengan agak lunglai, mata setengah terpejam, tangan bergerak mengusapnya agar tak begitu berat untuk melihat arah jalan yang hendak kulalui dari bilik tidurku. Berjalan sambil memperbaiki rambut yang uwal-uwallan.
Apalagi keriting rambut sang pemilik. Diusap pelan-pelan lalu diikat dengan seuntai tali bulat kecoklat-coklattan yang sering menjadi teman rambutku yang bagiku sebagai mahkotaku didalam kerudung putih, hitam dan terkadang biru.seolah ia menjadi ratu di dalam sepotong kain yang melingkar diatas kepalaku. Aku langsung menuju tempat jemuran mengambil handuk dan berlalu menuju kamar mandi yang menyambutku dengan aroma khasnya...dengan sediikit melantunkan lagu meski hanya terdengar olehku mengiringiku dalam membasahi saudari tubuh yang mulai segar ketika dibasahi dengan air yang begitu bening dan segar.mengeringkan tubuh, menutupinya dengan sehelai baju,lalu menuju sang bilik tercinta. Sedikit merias diri dengan ala kadarnya riasan wanita, memakai habet, mengisi keperluan yang hendak dibawa di dalam tas yang sering menemaniku disetiap perjalananku. Aku menuju ruang makan untuk sekedar membasahi tenggorakkanku dengan air putih. Brukkk... apa nih????gumamku. aku membersihkan wajahku. Ternyata abu yang jatuh mengenai wajahku. Begitu pula saat aku pulang dari ruang makan. Ah, ini mungkin jatuh dari pohon mangga; gumamku. Aku pun tak menghiraukan itu lagi. Aku mengayunkan langkahku lebih cepat lagi mengejar waktu takut terlambat tidak tepat waktu di tempat tujuanku nanti. Meminta tolong sama sopir rumah skit lalu mengantarku ketempat menunggu bis yang sering dilewati bis pagi menuju kota yogyakarta.     
Diperjalanan banyak abu yang tercecer dimana-mana. Oh...ini yang namanya hujan abu...ditempat tunggu bis, aku menaungi tubuhku dengan payung yang kubawa. Teman-teman seperjalananku juga melakukan hal yang sama...saat itu, aku ingin mengurungkan niatku untuk melanjutkan perjalananku, namun karena sudah berjanji dengan pihak kampus untuk datang ke kampus hari itu dan juga pikirku mungkin guyuran hujan abu ini cuman sebentar dan tidak sampai di Yogyakarta. Maka akupun tetap melanjutkan perjalananku. Beberapa lama kemudian datanglah bis dari arah Surabaya. Aku tak ketinggalan menumpangi bis itu. Diperjalanan sang sopir mengendarai bis dengan perlahan-lahan karena jalalanan dipenuhi dengan hujan abu. Tiba diterminal Solo, terpaksa kami harus berganti bis karena, kaca bis tersebut sudah dipenuhi dengan abu. Sehingga menutupi pandangan sang sopir. Denga mengayunkan langkah menuruni anak tangga bis, aku memasuki terminal menuju tempat tunggu bis Yogyakarta. “  Ya Tuhan, semoga semuanya baik-baik saja “ aku memang kurang tenang juga karena letusan gunung kelud itu cukup dekat dengan tempat dimana adik & sepupu tercintaku tinggal. Ditambah lagi ketika ku mencoba menghubungi mereka tidak ada jawaban dan balasan. Lama kemudian, bis menuju Yogyakarta datang. Aku dan para penumpang ang lain berebutan menumpangi bis tersebut karena takut tidak kebagian tempat. Setelah mendapat tempat duduk, aku mulai menenangkan diri, mencoba menghubungi lagi adik dan sepupuku. Namun juga tidak ada balasan. Aku semakin kuatir. “  Ya Tuhan, lindungilah adik, sepupu dan mereka yang terkena musibah saat ini”. Aku mencoba menghubungi kakakku agar membantuku menghubungi adik. Lama kemudian ada balasan dari kakak kalau adik dan sepupu baik-baik saja. Berita itupun didapatkan dari saudara yang lain yang juga tinggal di Kediri. Aku mulai agak tenang. Sembari berdoa rosario. Di dalam bis semua hening. Mungkin semua hati dan pikiran tertuju pada cuaca dan suasana pagi ini. Kado valentine alam yang begitu indah dari Sang Khalik. 
Di pertengahan jalan, kenek mengumumkan kalau kami harus berganti bis lagi karena bis yang kami tumpangi tidak bisa melanjutkan perjalanan & mengantar kami sampi ke tempat tujuan berhubung kaca depan bis dipenuhi dengan abu vulkanik yang mulai tebal, yang menghalangi penglihatan sang sopir. Kami pun berganti bis. Rupanya kenek/sopir sudah menghubungi bis yang lain untuk mengangkut kami. Sekali lagi kado valentine yang begitu indah. Sms dan telepon dari saudara-saudari yang mengasihiku tak kuhiraukan.”maafkan aku kalau aku tak membalas sms dan mengangkat teleponnya” gumamku saat itu. Perlahan-lahan tapi pasti. Akhirnya kami tiba di kota Yogyakarta. Aku turun ditempat biasa. Untuk melanjutkan perjalanan ke tempat kos. Di tempt yang biasa keadaannnya cukup parah. Abu begitu tebal ditambah lagi dengan gerimisnya hujan sehingga kelihatan becek. Dan bener banyak kecelakaan tunggal di persimpangan itu. Karena becek meski mereka tidak luka-luka. Aku bersyukur karena sudah mulai hujan. Ini artinya mengurangi abu yang beterbangan dimana-mana. Semua orang yang dilihat dan ditemui menutup hidung dengan masker, wajah dengan slayer ataupun helm. Aku berniat menunggu taksi tapi tak juga kunjung datang. Kendaraan yang lewat hanya mobil pribadi dan motor. Sungguh pagi itu kota Yogyakarta menjadi kota mati dan suram. Aku menunggu sekitar setengah jam lebih.  Karea takut telat ke kampus, akupun memutuskan untuk menggunakan jasa ojek. Mungkin tidak apa-apa karena gerimis sudah membasahi kota Yogyakarta. Dugaanku salah besar. Ternyata gerimis itu hanya disebagian tempat. Sekitar 200 m perjalanan kami, dijalanan sudah tidak bisa dilihat lagi tembus pandang karena dipenuhi dengan abu. Abu yang membuatku tak hampir tak bernapas.dengan pelan pak ojek mengendarai motornya. Aku menutupi wajahku dengan slayer yang ada. Di setiap persimpangan aku diberi masker oleh tim SAR. 
Sungguh mati aku merasakan sesak napas dan perihan di mata dibarengi dengan tetesan air mata karena kemasukan abu. Saat itu, aku diam dan berdoa sesekali membersihkan wajah yang sudah tak berbentuk lagi. Akhirnya tiba juga ditempat kos. Didepan kos, banyak anak asrama yang menertawakanku karena melihatku tak berbentuk lagi. Mungkin seperti tuyul. Semua putih. Habet dan slayer hitam dan tas tak terlihat lagi warnanya. Kulitku yang coklat kelihatan jadi putih karena diselimuti oleh saudara abu yang cukup tebal. Didepan kos, beberapa suster keluar menemuiku lalu tertawa karena melihatku yang begitu adanya. Akupun ikut tertawa bersama mereka. Merasakan diriku yang lucu kelihatannya. Sungguh aku menikmati semuanya itu. Tak ketinggalan momen aku difoto sebelum masuk rumah... hahahaha... lucu juga...didalam rumah, kamar tak ketinggalan kebagian kado valentine pagi itu. Semua barang dihinggapi abu. 
Aku mencoba membersihkan badan saya dengan tisu basah mengurangi tempelan sang abu vulkanik. Sebelum dibersihkan dengan air. Setelah mandi, dan bersiap diri menuju ke kampus. Namun ternyata kampus juga sepi karena tidak ada yang datang. ( Ya iyalah situsi seperti itu, masa mau ke kampus...).aku pun berganti pakaian lagi dan membersihkan kamar dan seisinya. Sungguh mati aku baru merasakan keadaan seperti pagi itu. Namun aku bersyukur karena aku masih diberi kehidupan yang luar biasa. Menghadapinya dengan senyuman yang terindah. Aku menerima kado valentine yang terindah berupa hujan abu yang benar – benar kualami dan kurasakan. Bukan guyuran bunga mawar dan bukan pula wangi-wangian. Sungguh ini menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku. Kenangan yang mungkin tidak dirasakan oleh sebagian orang.



Memorial Terindah
Di hari Valentine
Salam Kasihku
                                   Emiliasfs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJUMPAAN YANG TAK DIINGINKAN

💘💕💗 Yang kutakutkan adalah berjumpa dan kemudian berpisah. Rasa-rasanya tak mampu untuk melepaskanmu dan berpisah denganmu. hari-hari pen...