Apa kabar, kamu?
Apakah kamu kelelahan ketika melewati rentetan peristiwa yang terjadi beberapa
bulan ini? Aku bisa menebak rasa lelahmu, karena kantung matamu terlihat jelas
dan raut wajahmu yang tersenyum berusaha menyembunyikan lelahmu.
Minggu-minggu ini memang sangat melelahkan, kamu berjuang mati-matian menghadapi para pembela iman yang menuduhmu menistakan kepercayaan mereka. Tapi, aku tahu kamu adalah pria yang kuat dan hebat, kamu sosok berkharisma yang merenggut perhatianku dan para saudariku tanpa sisa.
Minggu-minggu ini memang sangat melelahkan, kamu berjuang mati-matian menghadapi para pembela iman yang menuduhmu menistakan kepercayaan mereka. Tapi, aku tahu kamu adalah pria yang kuat dan hebat, kamu sosok berkharisma yang merenggut perhatianku dan para saudariku tanpa sisa.
Kampanye sedang
berjalan, euforia kota Jakarta begitu
jelas terdengar riuh dan mengamit resah. Mereka bertanya-tanya, begitu juga aku
yang terus bertanya. Bagaimana perasaanmu saat ini? Mungkinkah, kamu sedang
mondar-mandir mengelilingi ruangan sambil mengunyah permen karet? Apakah
tanganmu terasa dingin ketika hari pencoblosan putaran kedua mulai tiba?. Namun
satu yang ku tahu, engkau adalah orang yang tak mengejar jabatan itu, orang
yang hanya ingin bekerja dan bekerja melayani rakyat, dan terlebih orang yang
beriman, yang percaya pada Yesus Sang Juru selamat yang selalu menopang dan
mengangkatmu. Aku yakin itu....
Aku hanya bisa berdoa
pada Yesus Tuhan kita, agar selalu menyertaimu disetiap jalanmu.
Kali ini, aku tak peduli, mungkin kau menganggap aku wanita yang mengharapkan banyak hal. Aku hanya mengagumimu, bukan ingin merusak hari-harimu. Kamu orang besar, tenar, banyak orang yang menggantungkan nasib dan harapannya pada padamu. Aku hanya sebagian kecil dari mereka yang membutuhkan kamu dalam barisan hari-hari kami.
Minggu-minggu ini
bahkan berbulan-bulan, aku mulai terbiasa bahkan bersemangat menatapmu setiap
hari dan terus-menerus, berganti-ganti channel televisi atau
juga melalui media masa lainnya hanya untuk mendapati dirimu yang antusias
membangun Jakarta menjadi lebih baik.
Sudahlah, kini kau sudah
paham tentang perasaanku dan kami, atau masih tak paham? Atau masih bingung?
Atau masih geleng-geleng kepala?
Percayalah, kami pun sama denganmu, kebingungan dan pusing tujuh keliling. kami
juga tak mengerti perasaan kami. kami hanya tahu rasa ini bertumbuh lebih cepat
daripada yang kami duga. Suaramu yang tegas itu tak
meyurut perasaan kami untuk semakin mengagumimu, bahkan suaramu yang tegas itu
merobek hati dan semakin bersyukur
Tuhan mengirimkan manusia sebaik dan sekuat kamu.
Masa kampanye masih
berjalan beberapa minggu ini, dan pilkada Jakarta putaran kedua hampir dekat.
Apakah kami masih bisa bertemu denganmu di layar kaca? Apakah kami bisa
merasakan sinar matamu dari balik televisi? Apakah kami masih pantas
mengagumimu?. Sudahlah, kamu orang hebat. Jalani tugasmu dan kami akan selalu
mendoakanmu. Kami berharap semua tantangan yang kau hadapi saat ini
terselesaikan dengan baik, terlebih mendapatkan keadilan dalam membangun dan
menyejahterakan rakyatmu.
Kalau boleh sedikit lancang, aku mau minta fotomu yang pakai baju kotak-kotak itu. Mau kusimpan di kamar, untuk mengalihkan perasaan bahagia dan syukurku. Boleh ya, Pak?
Emiliasfs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar